Friday, July 21, 2006

Kompas 200706

NTT Rawan Gempa dan Tsunami

KUPANG, KAMIS - Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan kawasan aktif gempa tektonik yang memicu terjadinya Tsunami. NTT masuk dalam wilayah kawasan aktif gempa karena berada dekat lempeng Australia yang menyusup ke lempeng Eurasia. Selain itu, terdapat sesar Busur Muka dan Sesar Sungkup (Busur Belakang) di bagian utara Pulau Flores.

"Selain sesar Busur Belakang yang bergerak menyusup ke arah selatan, terdapat sesar lokal yang memotong Pulau Flores," kata Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kelas I Kupang, Rivai Marulak, di Kupang, Kamis (20/7). Kondisi ini menjadikan NTT daerah rawan gempa dan tsunami
Ia mengatakan, aktivitas Sesar Sungkup (Busur Belakang) di bagian utara Pulau Flores selama ini menimbulkan gempa dangkal, namun sempat merusak bagian utara wilayah NTT. Aktivitas Sesar Sungkur dikhawatirkan terus meningkat hingga terjadi gempa tektonik yang diikuti gelombang tsunami di bagian utara dan selatan perairan NTT.
Menurut dia, tsunami yang terjadi pada 24 Maret 1908 di Ende, dan 29 Agustus 1977 di Sumba serta 25 Desember 1980 di Solor, disebabkan oleh aktivitas Busur Muka di sepanjang selatan NTT. Sementara tsunami pada 12 Desember 1992 di pantai utara Flores yang memporak-porandakan Kota Maumere, ibukota Kabupaten Sikka dan Larantuka di Kabupaten Flores Timur, diakibatkan oleh aktivitas Busur Belakang di sepanjang utara NTT.
"Bukan tidak mungkin terjadi lagi gempa tektonik yang diikuti tsunami yang disebabkan oleh aktivitas Busur Muka dan Busur Belakang sebagaimana pernah terjadi di daerah ini. Karena itu semua pihak perlu mewaspadainya," lanjutnya.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil rekaman seismograf dan analisa pusat gempa dari Pusat Gempa Nasional BMG Jakarta dan Stasiun Geofisika Klas 1 Kupang, hingga kini sudah berlangsung sekitar 18 kali gempa bumi yang merusak dan tsunami yang melanda wilayah NTT sejak tahun 1973. Sebanyak 11 kejadian di antaranya menelan korban jiwa dan tujuh kejadian lainnya hanya menimbulkan korban luka-luka dan kerusakan bangunan.
"Penyebaran pusat gempa bumi di wilayah NTT pada umumnya berada di laut dan dominan di bagian utara Pulau Flores. Belum hilang dari ingatan kita kejadian tsunami 12 Desember 1992 yang menelan korban jiwa 2.080 orang," ujarnya. Menurut data historis, sejak 1814 hingga kini telah terjadi 25 kali gempa bumi dan tsunami di wilayah NTT.
Hampir semuanya dipicu oleh gempa tektonik yang terpusat di laut. Hanya dua kejadian yang dipicu letusan gunung berapi yakni meletusnya Gunung Rokatenda 1928 dan longsornya Gunung Werung 1979.