Monday, April 14, 2008

Propinsi Kepulauan Perlu Didukung.

MAUMERE, PK---Gagasan agar NTT dilihat dalam perspektif propinsi kepulauan perlu didukung. Didukung bukan karena ide pembentukan Propinsi Flores tidak perlu, tetapi karena skema anggaran bagi NTT sebagai propinsi kepulauan akan jauh lebih besar.Dukungan agar NTT perlu dikategorikan sebagai propinsi kepulauan dilontarkan oleh Dr. Leo Kleden, SVD, dalam diskusi panel di Kampus STFK Ledalero, Maumere, Sabtu (12/4/2008). Diskusi panel dengan tajuk "Memotret Pembangunan di NTT, kemarin, hari ini dan esok" digelar Ikatan Alumni STFK Ledalero di Kupang bersama STFK Ledalero menghadirkan tiga panelis, masing-masing Drs. Frans Lebu Raya, Dr. Leo Kleden, SVD, Dr. Konrad Kebung, SVD, dengan moderator Dr. Paul Budi Kleden, SVD. Dukungan Dr. Leo Kleden terhadap ide NTT sebagai propinsi kepulauan dikemukakan setelah mendengar pemaparan Wakil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya. Menurut Lebu Raya, jika tidak NTT tidak ditempatkan sebagai propinsi kepulauan, maka skema anggaran dari pusat untuk NTT dihitung berdasarkan luas wilayah daratan saja. "Tetapi jika NTT merupakan propinsi kepulauan, maka dana untuk NTT jauh lebih besar, tidak bisa sama dengan propinsi lain yang wilayah daratannya lebih besar," kata Lebu Raya.Leo Kleden sepakat dengan Lebu Raya. Menurutnya, semangat otonomi pada dasarnya adalah memberikan lebih banyak keuntungan kepada kabupaten, bukan propinsi. "Karena itu, saya setuju kalau kita bentuk propinsi kepulauan daripada Propinsi Flores," tegas Leo Kleden.WirausahaTampil dengan materi 'peranan gereja Katolik dalam membangun sumber daya manusia,' Leo Kleden mengupas apa yang sudah dilakukan gereja di NTT. Dia menyebut sektor pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling nyata dari jasa gereja. Meski berhasil membangun pendidikan di daerah ini, menurut Leo Kleden, salah satu kegagalan gereja adalah tidak menciptakan etos kewirausahawan bagi warga di daerah ini. Karena itu, kata Leo Kleden, jika NTT ingin maju dan berkembang di masa depan, maka etos kewirausahawan harus dikembangkan dan diberi perhatian khusus, terutama oleh pemerintah.Dari sisi ini warga NTT kalah bersaing dengan warga Bugis- Makassar, Batak dan Bali. Karena itu, dia meminta pemerintah membangun jaringan di antara warga. "Saya minta pemerintah juga mendukung ini dengan membentuk jaringan. Orang Batak, Bugis Makassar, Bali sangat kuat jaringannya, sehingga sukar ditembusi pihak lain. Kita sebetulnya juga bisa maju jika pemerintah menolong membentuk jaringan," kata Leo Kleden.Selain meminta perhatian mengembangkan etos kewirausahawan, Leo Kleden juga mengemukakan beberapa hal lain yang semestinya diperhatikan gereja. Bidang politik, katanya, perlu dipikirkan secara serius. "Politik itu kerap disebut kotor. Tetapi dari yang kotor itu justru yang mengambil keputusan dan kebijakan untuk begitu banyak orang. Karena itu saya pikir, gereja juga perlu masuk ke politik. Di politik bukan turut jadi kotor, tetapi mau membersihkan," kata Leo Kleden. (len)

No comments: