Thursday, July 31, 2008

300 Ton Rumput Laut Di Kirim Ke Luar Negeri

Laporan Novemy Leo
MAUMERE, PK-- Produksi 300 ton hasil panen rumput laut asal Kabaupten Sikka setiap bulan dikirim (ekspor) ke Amerika. Sementara hasil panen rumput laut kering setiap bulan mencapai 350-450 ton kering. Hasil panen ini diekspor ke luar negeri seperti Philipina, RRC, Singapura, Thailand dan Malaysia . Selebihnya dipasarkan secara lokal di Sikka.
Hasil panen rumput laut kering yang dikirim ke luar negeri diolah menjadi bahan dasar untuk pembuatan makanan, minuman termasuk untuk membuat bahan bakar minyak.Demikian Direktur UD Purnama, dr. Hendra Sudarmaji dan Kasubdin Sumber Hayati Keluatan dan Perikanan Kabupaten Sikka, Heribertus, saat ditemui Pos Kupang, di Maumere, Minggu (27/07/2008), terkait hasil produksi rumput laut di Sikka serta program Coremab.
Heribertus mengatakan, budidaya rumput laut di Sikka mulai dikembangkan tahun 2004. Dan hingga saat ini program Coremab sudah masuk pada 21 kecamatan di wilayah pesisir pantai utara maupun selatan Pulau Flores. "Hasil produksi rumput laut kering mencapai 350-450 ton setiap 40 hari sesuai jadwal panen. Rumput laut ini dijual Rp 10.000,00/kg sehingga total produksi sebesar Rp 3,5 miliar - Rp 4,5 miliar/empat puluh hari.
Jumlah ini cukup fantastil," tegas Heribertus.Ia menjelaskan, tahun 2007/2008, Kabupaten Sikka kembali menerima dana Coremab Rp 300 juta, yakni terdiri dari kegiatan fisik teknis Rp 270 juta, dan sisanya untuk kegitaan konsultasi. Pada thun 2008, Coremab bermitra dengan pengusaha UD Purnama-Maumere."Budidaya rumput laut dilakukan sebagai mata pencaharian alternatif warga setempat. Namun justru mata pencaharian alternatif ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat," jelasnya.
Darmaji menambahkan, tahun ini pihaknya mengembangkan rumput laut di wilayah selatan, di Desa Lela, Kolidetung dan di wilayah timur. Budidaya rumput laut mulai dari proses pembibitan, pengembangan sampai produksi. "Target produksi dua desa di selatan sebanyak 15 ton per 40 hari," kata DarmajiUntuk pemasaran, pengusaha rumput laut yang sudah berkiprah beberapa tahun di Sikka ini mengatakan, pangsa pasar di Philipina, China, Singapura, Thailand dan Malaysia .
Manfaat rumput laut, kata Darmaji, untuk bahan emulsi fire, yakni bahan pembuatan larutan menjadi homogen. Setelah itu, diolah di pabrik menjadi bahan dasar untuk 340 jenis bahan baik untuk bahan makanan, minuman, farmasi maupun kosmetik.
Untuk budidaya rumput laut setiap kepala keluarga mendapat 300 kg bibit yang dalam pengembangan pertama (3-4 minggu) mampu berproduksi 1.200 kg (300X4) dan untuk pengembangan II (3-4 minggu berikutnya) bisa berproduksi 4.800 kg (1.200X4). Jika satu kg rumput laut kering Rp 10 ribu maka petani bisa menerima Rp 4.800.000,00. "Mata pencahariaan alternatif ini sangat membantu perekonomian warga. Usaha ini akan dirintis pada desa pesisir pantai," tambahnya. (*)

No comments: