Tuesday, May 09, 2006

Poskup 090506

Keluarga Tibo minta berkat Uskup

Maumere, PK
Utusan keluarga Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu atau biasa disingkat Tibo cs akan berangkat ke Poso untuk memberikan peneguhan kepada tiga terpidana mati konflik Poso itu. Sebelum berangkat mereka bertemu Uskup Maumere, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr, Sabtu (6/5), meminta restu dan berkat. Keberangkatan keluarga tersangka ini didanai oleh PMI.
Utusan dari keluarga Fabianus Tibo yaitu saudara sepupunya, Philipus Belo dan Yustina Yeni Weni. Sedangkan utusan dari kelurga Dominggus da Silva yaitu Anselmus da Silva dan anaknya Frederik Sino da Silva (Fredik menunggu di Jawa untuk berangkat bersama), dan dari Marinus Riwu adalah dua orang saudara kandungnya, Antonius Go’o dan Frans Daga.
Pertemuan dengan uskup dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, Philipus Belo and Yustina serta Anselmus da Silva, sedangkan Antonius dan Frans datang belakangan. Mereka didampingi Ketua PMI Sikka, Y Mannes Tiwang.
Mannes Tiwang kepada Uskup Sensi mengatakan, keluarga yang diberangkatkan ini atas permintaan dari tiga orang tersebut melalui suratnya. "Salah satu misi PMI adalah mempertemukan keluarga yang bemasalah sehingga keluarga memiliki rasa damai," ujarnya.
Sementara Uskup Sensi sangat mendukung perjuangan untukmencari keadilan. "Saya sangat mendukung dan sangat pasti mendukung, tidak hanya dari saya tetapi dari seluruh masyarakat yang mencari keadilan. Masalah ini sudah menjadi masalah publik dan meluas karena publik merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dukungan yang diberikan ini bukan hanya karena sentimental. Kita mendukung dengan keyakinan bahwa kita semua di belakang dengan doa-doa dan dengan keyakinan iman kita, mudah-mudahan semua pihak yang berwenang dan bertanggung jawab bsia menanggapi aspirasi publik ini dan syukur sudah ada perubahan dalam sikap MA," kata Uskup Sensi.
Sedangkan keluarga dari Tibo, Philipus Belo, mengungkapkan keluarga merasa sangat sedih. "Kalaupun dia harus mati, tetapi mati dalam keadilan, tidak mati dalam posisi seperti ini," ujar Belo yang mengakui Tibo pernah tinggal bersama dengan dia kurang lebih dua tahun dan setelah itu pindah mengikuti kakak perempuannya.
Sementara Antonius Go’o mengatakan, selama ini mereka tidak tahu kalau yang dimaksud dengan Marinus Riwu itu adalah saudara kandung mereka. "Ada banyak yang mengatakan bahwa Marinus Riwu itu orang Sabu sehingga kami tidak berpikir kalau itu adalah saudara kami, mungkin hanya kesamaan nama saja. Kami baru tahu dan jelas setelah ada surat dari adik kami yang diantar oleh PMI kepada kami," katanya. (ira)

No comments: